My love family

My love family

Jumat, 25 November 2011

Mutiara



Air Mata Kerang (Mutiara)

Pada suatu hari, seekor anak kerang didasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab
sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.


"Anakku", kata sang ibu sambil bercucuran air mata,
"Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tanganpun, sehingga ibu tak bisa menolongmu"

Si ibu terdiam sejenak, " Sakit sekali, aku tahu, anakku, tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.
Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang
menggigit. Balutlah pasir dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat" ,
kata ibunya dengan sendu dan lembut.


Anak kerangpun melakukan nasihat bundanya.
Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang ditengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya.
Dengan air mata ia bertahan , bertahun-tahun lamanya.
Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya.
Makin lama makin halus. Rasa sakitpun makin berkurang.
Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.


Akhirnya sesudah sekitan tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap dan berharga mahalpun terbentuk
dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga.
Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap
orang sebagai kerang rebus dipinggir jalan.



Penderitaan adalah lorong untuk menjadi kerang biasa atau menjadi kerang luar biasa.

Kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah orang biasa menjadi orang luar biasa.

Banyak org mundur saat berada dilorong tsb, krn mrk tidak tahan dgn cobaan yg mrk alami.


Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati,
atau terluka krn org2 disekitar, cobalah tetap tersenyum dan tetap berjalan dilorong
tsb, dan sambil katakan didalam hati

AIRMATAKU DIPERHITUNGKAN TUHAN ........ dan PENDERITAANKU INI AKAN
MENGUBAH DIRIKU MENJADI MUTIARA.


AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar